Laras


"Ini dia.." ucapku dalam hati. Seolah langit memberikan petunjuk melalui apapun yang keluar dari mulut wanita dihadapanku. Ia tidak tahu tentunya cerita yang aku bawa sebelum berkenalan dengannya.

Saat ini aku tengah berkumpul dengan teman-teman lamaku. Salah seorang teman wanita mengajak rekan kantornya untuk bergabung bersama kami malam itu. Dan aku tidak bisa melepaskan pandangan darinya.

Sudah sekian lama aku memang tidak banyak menaruh perhatian pada lawan jenis. Kisah terakhir yang tertulis membuatku memutuskan untuk rehat sejenak dari hubungan asmara. Berbagai benturan yang menghujamkan tali kasih membuatku berpikir, "mungkin memang belum saatnya untuk serius." Kisah klasik restu yang tak diberikan, perbedaan agama, hingga tuduhan selingkuh yang konyol, membuatku enggan memulai lagi.

Tapi, wanita yang akhirnya ku tahu bernama Laras tersebut, entah mengapa sangat mencuri perhatian. Tidak, dia tidak seperti model catwalk atau selebriti wanita yang berparas menawan. Dia menarik. Aku cuma tahu itu.

Entah mengapa, Laras pun duduk dihadapanku. Untuk mengurai suasana agar lebih menyenangkan, akupun mengajaknya bicara. Ngalor-ngidul. Lucunya, kami berhenti bertukar cerita saat teman-teman mulai memandang dengan heran. Sejenak ekspresi kikuk pun tergambar jelas pada kami berdua.

Dengan santai akupun segera menyodorkan ponsel untuk meminta nomor teleponnya. Ia pun menyambutnya dengan ramah disertai senyum yang tak terlupakan. Oh, aku melakukan hal tersebut secara diam-diam, agar pandangan forum tidak lagi tertuju pada kami. He-he-he..

Tanpa terasa waktu pun beranjak menuju tengah malam. Aku dan teman-teman memutuskan untuk menyudahi temu kangen malam itu. Dalam perjalanan menuju parkiran kendaraan, seorang teman pun bertanya mengapa aku begitu sumringah. Aku pun mengelak dengan memberikan jawaban yang seperlunya.

Sepanjang perjalanan pulang, Laras selalu menjadi topik utama di pikiranku. Namun sejurus kemudian, rekam cerita di masa lalu pun menyeruak. Aku pun mulai pesimis untuk melakukan langkah perkenalan lebih lanjut. Tapi senyum yang terukir sudah tidak bisa disembunyikan.


No comments:

Post a Comment